Central Publikasi.Com-Cilacap Komunitas Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI) kembali meluncurkan buku. Kali ini buku berisi kumpulan cerita pendek (cerpen) untuk anak-anak bertajuk “Cerita Anak Indonesia” karya 59 penulis dari berbagai daerah.
Ada yang menarik di dalam buku tersebut, dimana salah satu penulisnya berasal dari Cilacap, Jawa Tengah bernama Thomas Sutasman, seorang guru di salah satu sekolah swasta ternama di Cilacap.
“Ada 59 penulis, salah satunya saya. Ada juga dari Medan, Kalimantan, Sulawesi, bahkan ada juga dari Maluku Jadi dikatakan bahwa buku ini adalah buku antology secara nasional,” ungkap Thomas saat ditemui, Sabtu (15/3/2025).
“Mereka dari berbagai daerah dan dari berbagai latar belakang, seperti dokter, pensiunan, ibu rumah tangga dan guru seperti saya,” imbuhnya.
Thomas mengatakan, buku berisi 97 cerpen dengan ketebalan 423 halaman ini tidak hanya menyuguhkan cerita pendek yang menarik dibaca, namun terdapat nilai-nilai kehidupan yang baik untuk anak seperti kejujuran, kedisiplinan, berbuat baik terhadap sesama dan lainnya.
“Intinya banyak nilai yang bisa diberikan kepada anak melalui buku ini, maka bagi masyarakat atau orang tua, ini bisa menjadi inspirasi untuk bercerita kepada anak-anaknya,” ujarnya.
Selain itu, penerbitan buku cerita pendek ini, untuk memberikan imajinasi kepada anak-anak, dimana anak-anak masih dalam tahap tumbuh dan berkembang.
Selanjutnya memberikan restorasi kepada para orang tua apabila sebelum tidur, bisa menceritakan sesuatu hal kepada sang anak berkaitan dengan cerita lain seperti fabel seperti kisah-kisah dan lainnya.
“Semua ada disitu.Tergantung penulisnya memasukan nilai apa di dalam cerpen yang dibuat di buku ini. Dan cerpen di buku ini mengandung nilai-nilai kehidupan yang bisa dibagikan ke anak melalui cara lain, tidak harus pembelajaran di sekolah, tapi bisa melalui membaca buku ini,” kata Thomas.
Sementara di dalam buku tersebut, Thomas mengaku menulis 2 cerpen. Pertama kisah tentang keluarga dan kisah pejuang.
Adapun ketertarikannya untuk terlibat di dalam buku tersebut lantaran ingin mengedukasi melalui karya tulisnya, salah satunya terkait pentingnya pendidikan di dalam keluarga.
“Saya menggunakan keluarga burung pipit, kisah dalam keluarga ini yang saya angkat untuk cerpen kali ini. Dan untuk cerpen kedua saya, kisah tentang seorang pejuang berjudul “Eyang Pejuang”,” papar Thomas.
“Jadi ceritanya ada seorang kakek yang sudah tua renta, lalu ada seorang anak kecil mempertanyakan mengapa kakek menangis. Ternyata karena terharu ada berita bahwa dia dulu seorang pejuang, temannya juga pejuang dan diperhatikan oleh pemerintah. Ini berkaitan dengan sejarah,” lanjutnya.
Thomas mengaku baru kali pertama dirinya membuat cerita pendek. Sebelumnya ia hanya membuat karya puisi.
“Kalau saya sebenarnya senangnya menulis antology puisi bersama teman-teman, dan lebih dari 10 antology yang kami terbitkan. Dan saya baru pertama kali ini membuat cerpen dan masuk dalam 1 antology, baru kali ini,” terangnya.
“Kalau cerpen saya ini arahnya ke empati, kemudian bagaimana seorang anak di rumah itu membantu orang tua. Jadi tidak semua yang saya kirim itu bisa diterima. Nah, Puji Tuhan saya kirim 2 cerpen diterima semuanya,” imbuhnya.
Selain Thomas, terdapat cerpen hasil karya penulis lainnya seorang guru salah satu sekolah menengah pertama negeri di Cilacap bernama Warsono. Selain penulis puisi, ia juga dikenal sebagai penulis cerpen. (16/3/2025).
(Purwanti).