Central Publikasi.Com-Cilacap:Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap akan mengintegrasikan mata pelajaran siswa dengan muatan lokal (Mulok) bahasa jawa ngapak dan sunda Cilacap.
“Jadi ini untuk mengakomodir, kalau mulok Provinsi ini untuk bahasa jawanya kan sumbernya dari Solo ya, sementara kalau lidah Cilacap itu kan bahasanya ngapak,” ujar Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cilacap, Kamto, Jumat (13/6/2025).
“Sedangkan untuk sunda Cilacap ini kenapa disebut sunda Cilacap? karena di Cilacap ada daerah perbatasan seperti Dayeuhluhur, wanareja, Majenang, itu memang disana bahasa sehari-harinya sunda, tapi sundanya pun seperti sunda ngapak bukan sunda halus Cianjur. Jadi nanti istilahnya sunda Cilacap,” imbuh Kamto.
Kamto memastikan, mata pelajaran muatan lokal bahasa jawa ngapak dan sunda Cilacap ini akan diterapkan di tahun ajaran baru 2025/2026.
“Mudah-mudahan bisa mulai terlaksana di tahun ajaran baru, ini sedang proses susunan pedoman kurikulumnya, kalau sudah selesai nanti tinggal kita sampaikan ke sekolah,” tuturnya.
Diharapkan melalui pembelajaran muatan lokal baru tersebut, anak didik nantinya akan lebih memahami atau mereka bisa menjiwai lingkungannya.
“Kadang-kadang kita belajar bahasa asing, sementara lingkungannya sendiri malah tidak begitu memahami. Nanti lama-lama hilang. Intinya ini untuk melestarikan budaya lokal supaya tidak punah,” ujar Kamto.
“Disamping bahasa mungkin nanti ada adab ada kebiasaan-kebiasaan yang menjadi kebiasaan orang-orang atau para sesepuh yang mungkin perlu dilestarikan seperti anggah ungguh dan lain sebagainya itu kan selama ini ada sebagian yang hilang,” lanjutnya.
Disamping itu, sebagai aset atau kekayaan daerah. “Bahasa itu aset daerah dan nanti jadi ciri khas. Selanjutnya karena ini adalah bahasa sendiri, anak lebih kenal. Dan nanti komunikasi juga menjadi lebih mudah,” ungkap Kamto.
“Selama ini contoh seperti di Dayeuhluhur, di sana sehari-harinya bahasa sunda tapi mata pelajarannya bahasa jawa, kan nggak nyambung tapi harus dipelajari dan akhirnya karena bahasa sundanya tidak terakomodir dalam kurikulum, jadi nggak maksimal karena nggak ada panduannya, dan bahasa jawanya juga tidak pernah dipakai hanya teori saja,” lanjutnya.
Kamto menambahkan, bilamana nanti terdapat kekurangan dalam isi materi, akan ditambah sembari dievaluasi secara bersama-sama.
“Intinya kita mulai dulu sambil jalan, nanti ketika ada kekurangan kita tambahi sambil kita evaluasi bareng-bareng dengan para pengawas, dinas, kepala sekolah maupun guru-guru,” kata Kamto.
“Jadi langkah awal menyusun kurikulum kemudian menyusun juga untuk guru pendamping terkait dengan materi yang disesuaikan dengan kondisi Cilacap kaya misalnya bahasa sunda Cilacap, nanti bukunya buku Sunda Cilacap yang sederhana. Termasuk bahasa jawanya, nanti fokus bahasa ngapak Cilacap,” tandasnya.
Ia melanjutkan, kurikulum Mulok baru ini atas anjuran dari Bupati Cilacap dan Sekretaris Daerah Cilacap. “Sebelumnya memang kita sudah pernah berproses di tahun 2023, tapi memang kemarin terkendala ada beberapa pada tim penyusun,” pungkas Kamto. (Pur).