Central Publikasi.Com-Tangrang:kritis dalam kalimat tersebut. Jika kita eksplorasi lebih dalam, “pagar” bisa memiliki banyak makna—fisik, sosial, politik, atau bahkan metaforis. Pagar di laut, seperti halnya pagar di darat, selalu memiliki dua sisi. Ia melindungi, tetapi
Juga membatasi. Ia memberikan keamanan, tetapi juga menciptakan keterasingan. Pada akhirnya, laut yang seharusnya menjadi ruang terbuka bagi semua, perlahan-lahan berubah menjadi wilayah dengan sekat-sekat yang,
Semakin tinggi, semakin sulit ditembus, dan semakin sulit diabaikan. Pagar laut menciptakan keterasingan. Para nelayan kecil yang telah turun-temurun mencari nafkah di perairan yang kini masuk
Dalam batas baru harus menyesuaikan diri dengan kebijakan yang berubah. Mereka yang dulu bebas melaut kini harus menghadapi hambatan yang tidak segan-segan menggiring mereka kembali. Larangan melintasi. Bumi dan air yang dimiliki oleh negara telah
Berubah. Pagar laut menjelma menjadi sekat. Dia tak hanya membatasi pergerakan, tetapi juga kehidupan dan masa depan nelayan.
Dalam konteks negara hukum pagar laut rupanya lahir dari hiruk pikuk persekongkolan. Dia telah merobek marwah kita sebagai bangsa. Apalagi tanah tanah dasar laut yang dibatasi
Pagar laut itu sampai kedaratan telah bersertifikat. Luluh lantak sudah marwah kita. Pagar itu bukanlah sekedar fisik tetapi juga berimplementasi multi dimensi. Mentalitas kita dipertaruhkan.
Pagar laut itu jelas membatasi akses mobilitas manusia, terutama nelayan kecil yang turun temurun menggantungkan harapannya dengan peralatan tangkap sederhana. Nelayan dalam kelas “One day fhising”.
Mungkinkah penggagas pagar laut ini diilhami oleh Amerika Serikat? Di perbatasan antara Amerika Serikat dan Meksiko, terdapat pagar yang
Membentang hingga ke perairan Samudra Pasifik di dekat San Diego, California. Pagar ini dirancang untuk mencegah imigrasi ilegal melalui jalur laut. Atau apakah mungkin seperti di
Spanyol. Di kota-kota otonom Ceuta dan Melilla yang terletak di pantai utara Afrika, Spanyol telah membangun pagar yang mencapai wilayah laut. Pagar ini bertujuan untuk mencegah masuknya migran dari negara-negara Afrika melalui.
Laut. Ah tidak sejauh itu. Pagar laut ini katanya bagian dari kawasan mewah yang sedang dibangun. Motif bisnis. Pagar untuk menumpuk kekayaan dan hegemoni.
Pagar persengkokolan ini bisa saja menjadi simbol pembatasan pemikiran. Kita tak berkutik dengan keserakahan atas nama kemajuan. Kita memang sedang bergerak menuju perangkap
Yang menghalangi kebebasan berpikir. Pelan dan pasti akal sehat mulai terseret memasuki kungkungan yang membatasi dinamika dunia akademik dan sains.
Ada kekhawatiran saya yang cukup mendalam. Pagar laut sepanjang 36 km itu mengalami metafora. Ya metafora pagar dalam kehidupan. Pagar itu akan
menjelma menjadi pagar tak kasat mata yang membatasi sosial dan tradisi. Pagar itu juga berubah wujud menjadi pagar dalam inovasi dan ilmu.
pengetahuan. Yah bisa saja menjadi pagar dalam diri sendiri dimana bagaimana kita sering kali membatasi diri karena ketakutan atau disebabkan oleh aturan yang kita buat sendiri.
Entahlah!! Semoga urusan pagar laut yang heboh dan presiden RI turun tangan segera terselesaikan dengan adil dan berkeadilan. Semarang, 8 Februari 2025.
(red)