banner 728x250

LPPC di Cilacap Diramaikan Ratusan Perkutut dari Berbagai Daerah

banner 120x600
banner 468x60

Central Publikasi.Com-Cilacap:Lapangan Desa Slarang, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah tampak dipenuhi ratusan orang pecinta burung perkutut, Minggu (29/12/2024). Mereka terlihat antusias dengan menenteng dan menggendong sangkar yang bertutup kain, berkumpul di tengah lapangan untuk mengikuti Liga Perkutut Piyik Cilacap (LPPC) yang digelar Dim Law Office yang diketuai Denny Indriawan.

Sekitar 150 orang pecinta burung perkutut dari beberapa Kabupaten/Kota seperti Cilacap, Jogjakarta, Semarang, Depok, Bekasi, tegal, Wonosobo, Surabaya, Kebumen, Ciamis, Tasikmalaya dan Jakarta meramaikan lomba burung tersebut.

banner 325x300

Lapangan pun seketika diramaikan dengan suara kicau burung perkutut yang terdengar merdu milik para peserta. Adapun tiga kategori yang diperlombakan. Pertama kategori piyik bebas, dimana kandang burung dikerek di full tiang, kemudian piyik yunior setengah tiang, dan kelas burung usia muda 0-5 bulan.

Ketua Liga Perkutut Piyik Cilacap sekaligus Ketua Panitia Wahyu menyampaikan, lomba tersebut digelar sebagai wadah untuk menyalurkan hobi para pecinta burung perkutut sekaligus sebagai ajang silahturahmi.

“Berawal dari hobi ini, kemudian kita bikinkan lomba biar kita bisa silahturahmi setiap bulan antar sesama penghobi, agar terjalin sebuah komunikasi dan komunitas yang erat bagi penggemar-penggemar, pelestari burung perkutut di berbagai daerah,” ujarnya.

“Kebetulan Liga Perkutut Piyik Cilacap seri ke 7 ini disponsori oleh Bapak Denny dari Dim Law Office. Memang Pak Denny ini sangat semangat untuk menggeliatkan komunitas seni, khususnya perkutut di wilayah Cilacap agar bisa lebih luas dan lebih bergairah lagi,” imbuh Wahyu.

Wahyu menyebut lomba burung tersebut juga sebagai ajang mempromosikan Kabupaten Cilacap baik dari segi kuliner maupun lainnya. “Misal teman-teman yang dari luar Cilacap itu pasti membutuhkan hotel untuk menginap ya, sedangkan hotel itu sebuah devisa ya. Selanjutnya dari hotel merambah ke kuliner. Teman-teman tidak hanya lomba saja, tapi berbondong-bondong mencari kuliner khas yang ada di Cilacap,” ungkapnya.

“Kemudian dari segi pariwisata, teman-teman lomba ada yang membawa keluarga sambil main ke Teluk Penyu, Benteng Pendem. Jadi ini potensi yang bagus untuk dikembangkan,” tandas Wahyu.

Disamping itu, event tersebut memiliki daya tarik tersendiri. “Jadi pesertanya tidak hanya dari Cilacap, dan untuk peminatnya sendiri dari Cilacap sudah luar biasa. Apalagi event ini bisa menarik teman-teman dari luar kota, artinya Cilacap sudah punya daya tarik,” tutur Wahyu.

Melalui kegiatan tersebut, diharapkan adanya perhatian dari pemerintah daerah setempat terhadap komunitas seni, khususnya burung perkutut. “Mudah-mudahan lebih diperhatikan oleh pemerintah daerah karena belakangan ini kan memang tidak ada support dari pemerintah daerah,” ujar Wahyu.

“Untuk support ini yang utama kami mohon fasilitas yang lebih bagus untuk menunjang event ini supaya lebih meriah lagi. Kedua fasilitas dari segi sarana dan prasarana. Kebetulan ini memang komunitas yang berdiri sendiri dari kantong pribadi. Kalau memang ada kontribusi dari pemerintah, bisa memfasilitasi kita sangat senang dan sangat berharap sekali,” lanjutnya.

Menurut Ketua Dim Law Office Denny Indriawan, lomba burung perkutut ini tidak hanya sekedar kegiatan perlombaan saja, namun membawa dampak besar bagi perekonomian di Cilacap.

Oleh sebab itu, ia mendorong pemerintah daerah melalui dinas terkait, dalam hal ini Disparpora untuk turut berperan. “Kami mendorong Dinas Pariwisata untuk berperan disini karena kami melihat adanya event ini secara tidak langsung banyak pelaku UMKM yang terlibat,” katanya.

“Bukan hanya itu saja, sektor pariwasata dan hotel juga tentu sangat diuntungkan, kalau memang rutin bisa menggelar acara seperti ini. Jadi kalau memang benar-benar digarap oleh pemerintah, insyaallah bisa memberikan sumbangsih pendapatan buat Cilacap ke depannya,” sambung advokat kondang di Cilacap ini.

Sementara salah satu peserta lomba Ketri Basuki dari Jogjakarta mengaku mengikuti lomba lantaran hobi serta dimanfaatkan olehnya sebagai ajang silahturahmi antar sesama pecinta burung perkutut.

“Selain Hobi senang juga, karena acara ini bisa mendatangkan saudara yang sangat banyak. Untuk lomba hari ini, saya membawa 10 burung. Dari tiga kelas ini kami ikutkan semua. Sebelumnya sering ikut, pernah ikut lomba tingkat Nasional meraih peringkat ke 2,” ungkap pria paruh baya ini. 

(Pwt).

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *